hikayat taman larangan~the broken nigina

Sabtu, 7 Ogos 2010


bila buku usang terbuka kembali
dari pustaka istana terbenam
di detik ini di seribu tahun lalu....
masih ingatkah aku?
aku yang di bawah mentari indah
menari di dalam baju putih
membelai awan
dan mimpi berlegar di udara
berlakar warna-warni suci....

bergema kembali mentera
setelah sekian lama....
membawa taman ini kembali bernyawa
taman larangan....
tamanku....
kicau burung gemersik
memekar bunga yang mati
dan ketika ini menjadi ketika itu....
seribu tahun lalu....

masih ingatkah aku?
di kala rumput ini menghijau
aroma alam yang rahsia milikku
terpejam mata menjadi khayal
rasa itu di langit yang damai
bagai berenang dalam keasyikan
terlena dalam jaga
menulis impian
berarak di mega....

terlihatkah kau pada aku?
senyum ini hanya untukmu
menghulur tangan membuka genggaman
ditiup bayu yang permai
berterbangan kilau jernih
hingga ruang menjadi kerlipan
kelip-kelip memukau di kala siang
cerita indahku
dalam putih busana....
berlari mengejar rama-rama
rendang redup pepohon
menunggumu di dalam taman
sambil mengarang hikayat
mengukir kisah di buku masa

aku menunggumu....
menunggumu....
mengait daun-daun yang jatuh
di bawah jendela istana
menjadi selimut hangat
memeluk jiwamu
agar terhapus dinginmu

aku menunggumu....
menunggumu....
hingga bulan menjelma
menghilangkan siangku
memaut erat janji
menunggumu....
di tamanku yang indah
aku dan istana
bisikan syurga
dan aku menunggumu
menunggu kau hadir menemaniku

aku menunggumu....
menunggumu....

embun menangis....
kala fajar perlahan-lahan mengintai bumi
detik menghambat hari
berganti masa
dan aku menunggumu
menunggu kau hadir menemaniku
memaut erat janji
menunggumu....
di tamanku yang indah

masih ingatkah aku?
ketika janji dikhianati
aku yang membeku di bawah jendela istana
....hujan berganti salju....
kemarau berganti luruh....
angin debu....
dan aku menunggumu
masih menunggumu
hingga pudar putih bajuku....
....menjadi hitam....

masih ingatkah aku?
ketika istanaku diceroboh kejam
ketika tamanku dimusnahkan
rayuku menentang seteru
tumpas ditikam mata pedang
berlumuran darah
dan merangkak ke bawah jendela istana
menunggumu
ketika janji dikhianati
aku menunggumu....sehingga mati....

........................

bila buku usang kembali terbuka....
hikayat ini akan terus berulang....
di taman di mana jasadku bersemadi
di detik ini di seribu tahun lalu
ia abadi....

(22/11/08 2:24 am)

nota : gambar bukan milik penulis

5 Tindak Balas:

antar surat berkata...

menunggu mu?

pembuang sampah berkata...

rumit. :)

antar surat berkata...

masih mencari2 mu..
menunggu mu..
baru tatkala kali ke-2 dengan mu..
masih menunggu mu..
untuk melengkapkan apa yang penah kita ungkapkan..

aku masih menanti mu..

-penghantar surat-

pembuang sampah berkata...

i'm so sorry..tak boleh penuhi perjanjian itu..

antar surat berkata...

hmm.

;-\

Jenis Sampah