Tragedi Cermin Mimpi

Selasa, 27 Oktober 2009

bayangan dalam cermin mimpi
aku dedikasikan ini
khusus buatmu

pencarian yang abadi
merentasi seribu dunia
dan tiba....
untuk tahu....
masih ada seribu dunia
harus memisahkanmu
harus memisahkanku

di alam mimpi ini
serpihan jiwa
....kau....
....aku....
dan dimensi yang kau seberangi
dan dimensi yang ku seberangi
menusuk ronggaku
menusuk ronggamu
membunuh takdir
kita harus mati

mimpi melankolia
di ruang infiniti
benarmu
samarku
bersyair di angkasa
puisi luka

jiwa melankolia
kau hadiahkan cermin
refleksi aku
imej dirimu
....lorong panjang....
....di luar dunia....

gelap
kau temu jiwaku
gelap
ku temu jiwamu
bermukah di situ
....aura yang sayu....

berlari....
dan aku berlari
di jerlus pasir
di selam air
sungai sepi
laut sepi
langit sepi
....kau sepi....
aku di sepimu
....berlari....
berlari dalam sepimu

....kau...
....cereka dalam cermin mimpi....

bayangan dalam cermin mimpi
aku menyairmu di sini
dalam teater sebuah tragedi
irama untuk jiwamu
darah dari jiwaku
di ruang yang keawangan
menebar kembara
perjalanan seribu illusi

terbias pecahan
pecahanmu
pecahanku
di hujung garis
hanya pecahan
pecahan bertaburan

di sana
cermin abadi
kelammu
kelamku
hanya kejauhan
....melankolia....
dan aku dedikasikan ini
khusus buatmu
cermin mimpiku

wujudmu pada yang harusnya tiada
lalu jiwamu
adalah untuk mati........
di dalam jiwaku

(06/9/07 12:00 am)

..................................................................................

Dalam hening
menghitung detik waktu
membilang saat demi saat
dan malampun kian berakhir
dalam penantianku

Suara sepi
mengalun malamku
di sini ku dengar namamu
memanggil kenangan
dan aku tunduk diam
menggenggam setiap ingatan

Dalam pedih
mengimbau realiti
antara hari ini dan sejarah
bagai semalam
bersatu dalam kenyataan

Malam ini
detik kian berakhir
waktu kian pergi
hanyalah selaut harapan
bersemadi bersama malam

Namamu
masih berkumandang lagi
masih kedengaran lahi
dan aku masih menyebutnya lagi
hingga malam bertukar pagi
dan pagi berubah malam ini


Lamunan

Ahad, 11 Oktober 2009

Sayunya jiwa....
Di birai jendela
Menghitung bintang
Mengenang sejarah

Samar wajahmu....
Samar senyummu....
Menggamit naluri
Menyebar rasa pilu
Suasana yang dulu

Pudarnya jejakmu
Entah di mana....
Langit kosong
Udara kosong
Jauh dan jauh....

Hadir ingatan
Melambai hati
Mengamati kenangan
Menarik nafas rindu
Menghayati memori

Kelam renunganmu
Kelam bayangmu
Menyelubungi awan
Melintasi mata
....Mata yang basah ini
Membendung tangisan

Tersentuh nurani
Mengimbau semalam
Saat menjadi satu
Mengukir mimpi-mimpi
Erat di genggaman

Terlepas tanganmu
Lucut pengangan
Lalu kau hilang
Hilang dan terus hilang

Di pinggir tirai
Aku terkenang
Dan suaramu pudar
Pudar dan terus pudar....


....

Pada angin....
Sebarkan lamunan
Menyeru memori
Pulanglah....
Bersama rasa itu

Malam mengalun
Mengalirkan waktu
Menatap udara
Merenung kenyataan

Syahdu....
Bayu membisik
Berkata-kata pada hati
Malam yang permai
Seperti malam dulu....

Damai lagi....
Ombak yang menderu
Memenuhi pendengaran
Bersama detik-detik itu....
....Kenangan silam....



..



Pada hujan....
Turunkanlah kenyataan
Sedarkanlah jiwa
Bangunlah....
Melihat realiti

Hanya sepi
Ombak yang menjauh
Kian sayup dan sayup
Bersama detik-detik itu
....Hanya kenangan silam....


Jenis Sampah