Puisi budak

Isnin, 28 Mac 2011

malam yang sunyi tanpa kawan
aku berbual dengan dahan
bulan hilang
bintang rawan
aku duduk di padang
berteman awan
sambil diam-diam
memujuk angan
dengar angin menyanyi
....irama sepi
langit berdendang
....lagu sedih
peluk diri erat-erat
usap kepala
pangku dagu di lutut
senyum manis-manis
sambil hati menangis

(28/03/11 10:44 pm)


Melepaskan Si Rama-rama

dia si rama-rama
bersayap hitam
singgah di dinding kelam
waktu malam

di si rama-ramaku
aku lepaskan
terbang ke awan

(28/03/11 10:24 pm)


Antara kita (aku dan aku)

Isnin, 21 Mac 2011

yang terlukis hanya sepi
pada dinding
pada lantai
pada langit
pada jiwa
ceritera yang tak pernah berbeza
aku dan rajukku
dan seisi dunia yang membeku

(21/03/10 1:32 am)

Malam ini


malam ini....
....gelap....
....dingin....
dan di langit itu
hanya sunyi
sendiri melangkah sepi
membawa diri........

(21/03/11 1:22 am)
nota : gambar bukan milik penulis

bersetubuh dengan fantasi

Rabu, 2 Mac 2011


Bayang Kelam....
aku menyeru kau datang
datanglah merentas malam
ke mari, ke dalam fantasi ini

dengarkah kau rayuan yang berlegar?
pada angin....
pada bayu....
di situ aku berbisik
bisikkan namamu
dari lukaku
dari sepiku

pertaruhan malam
lena yang dibunuh kedinginan
datanglah Bayang Kelam
membelah sempadan itu
kerana aku gersang
menanti di ranjang resah

pejamkan mata
aku mengirim rindu
sama melihat jiwa
jiwamu dan jiwaku
biar luruh pintu
ruang kita menjadi satu

tolong pandangi aku
aku yang menelanjangkan dahaga
serapkan tenatku ke dalam ronggamu
dapatkah kau rasa?
kerana dari luka-luka itu
aku sedang mendamba

terkulai di kosong ini
jamahilah sunyi
lihat aku menangis....
air mataku di dalam jiwamu
bukankah kau mengerti?
benarkan aku menggadai sepi
menebus ghairah di malam yang pedih
jarak itu biar jadi lebur
hanya hanyut tenggelam
tiada bantahan

kau rebahlah di kamar ini
lalu relakan ia setulus-tulusnya
itu yang aku pinta
saat malam kita terus bernista
bolehkah...?
tenangkan aku dengan pelukmu
hangatkan aku dengan hangatmu
bolehkah...?
hilangkan dingin jasad ini
dengan bibirmu menyelimuti bibirku
tubuhmu menyelimuti tubuhku
kau sedutlah luka ini keluar
bawa ia jauh....
jauh dari membunuh aku
tolonglah!
tolong longlai di dakapku
tolong asyik di belaiku
tolong tenang di cumbuanku
tolong nikmat di tenatku
tolong setubuhi jiwaku....
hingga kosongku jadi penuh

Bayang Kelam....
aku menyeru kau datang
datanglah merentas malam
ke mari, ke dalam fantasi ini....

(17/03/08 8:38 pm)

asmara kematian....berahi yang berdarah


dari celah kegelapan
aku hadir
menarik guruh di langit
memanggil halilintar
bumi basah bertangis hujan

aku datang dari udara
dalam pelukan kurung hitam
mengirai rambut yang mengurai
syahdu menyelubung tubuh

di balik tabir kepiluan seribu
bisikkan namaku itu
bersaksi rantaian petir
dan cahaya lilin yang menari
seru aku
dan aku menjelma
meniti bayu


sambut kehadiran ini

mentera yang kau ratap

kepulanganku menyusur malam

sesudah seribu tahun

menjejak banglo usang


kau
yang membuka pusara lara
kau

yang memanggilku

dari persemadian

dan kini aku di sini

melayang menghampirimu


datang padaku, kekasih

melunas rindu ini

jalarkan jari-jemari itu

rasakan kedinginan di diriku

dan kedingian ini akan menusuk ke liangmu

menyebar hangat dambaanku

aku yang dahaga

menuntut jiwa


datang padaku, kekasih!

nafas yang berhembus di lehermu

dan berlari ke dada

berlari ke wajah

mengembaralah di tubuhku

dan bibir ini gemersik

merintih berahi


seru namaku, kekasih!

persembahkan untukku!

telanjangkan jiwamu

bongkar fantasi hitammu

persembahkan ia untukku

irama keras

biar malam terbelah

kencang!


di bawah purnama

benam cakarku

tertanam di kulitmu

mengalir darah

hangat dan merah

keindahan semulajadi

yang membasahi lidahku


lunaskan dahagaku, kekasih!

kucupan berdarah

gemalai bibir

menanam taring

meminum kemanisan yang merah

pejam matamu sayang

nikmati keasyikan ini


mengembaralah di tubuhku, kekasih

pergi ke bawah sana

hirup cintaku

tubuh yang melayang

membuka laluan

hirup sepuasnya

biar detik ini menjadi khayal


mengeranglah, kekasih!

jeritkan serakah itu

bersama darah dan luka

aku yang mencakar dan merobek kulitmu

panas dan dingin

menghidupkan kebencian di dalammu

menyemarakkan api amarahmu


puja aku!

maki aku!

cintakan aku....

dengan penuh kebencian

dan petir menyambar

aku turun ke bawah

untuk meluah kasih


buktikan cintamu, kekasih

apa yang ku mahu....

bila bibir ini menyapa kekejanganmu

sekali lagi taring terbenam

....aku mahukan jiwa....

mengoyak dan meratah

menghisap rakus

dan malam bermandi darah....


saat tubuh dinginku kembali hangat

tubuhmu beku

terkujur kaku

bangunlah, sayang

bangkit dari kematianmu

aku tersenyum menanti

malam ini kita bersatu

abadi selamanya....

(-zon gelap-20/02/08 2:08 pm)

Gelora

dalam kedinginan
mengalir hangat bara
meresapi liang-liang naluri
lantas menggoncang ketenangan
mengkecamukkan hasrat

semakin jauh dan jauh
hanyut dalam gelora
mengkucar-kacirkan degup jantung
menterbalik denyut nadi
terus keresahan
gelisah di puncak dunia

semakin hangat lagi
hingga menjadi merah
jiwa yang kian hangat terbakar
kian hilang kawalan
kian terdesak
mendesah kemahuan
menyentuh tubuh fantasi

membahang darah ini
diransang khayalan biru
ranjang yang memanggil jiwa
mahu tersungkur
membawa ilusi
rebah di kamar kayangan
membenamkan nurani

dalam alam mimpi
menyatukan nafas
kencang memburu dakapan
dan amuk sanubari ini
kian tak karuan
kian tak tertahan
meronta menggegarkan damai

rahsia itu
di sudut yang peribadi
dahaga yang menggila
mengisi daerah batin
ruang yang paling sulit

(10/08/06 3:14 am)

Jenis Sampah